dunia!


Kamu..! ya kamu. Mulai bersikap seperti itu. Aku tidak suka! Aku benci! Kamu bersikap seolah-olah kamulah yang paling benar. Aku memilih bukan berarti aku tidak mau mengikuti. Aku hanya memiliki pemikiran sendiri. Kamu punya kesibukan demikian pula aku. Jangan menghakimi sesuka hatimu! Kau berpegang pada pemahamanmu sendiri. Aku benci!

Aku benci ketika aku berbicara kepadamu tapi kau tidak menanggapi. Aku bukan batu yang bisa kau tolak keberadaannya! Kau manusia! Aku butuh didengar! Tapi kau? Kau selalu  menuntut untuk selalu di dengar. Untuk selalu mendapat jawaban atas pertanyaanmu. Terhadapku kau pun bersikap demikian. Tapi apa? Kau tidak pernah bersikap demikian terhadapku. Aku muak! Aku bosan! Aku benci!

Belajarlah untuk memahami orang lain sebelum kau minta dipahami. Belajarlah menjawab orang lain sebelum kau menuntut jawaban atas pertanyaamu. Apa salahnya kau menjawab pertanyaanku? Sulitkah memberi respon terhadap pembicaraanku? Jika ya, baiklah. Anggap saja aku tidak ada. Bukankan itu hal yang mudah bagimu?

Kau memang tidak menyadari ketika kau mengacuhkan pertanyaanku. Tapi ketika kita berbicara dan aku tidak mengerti, kau menjadi jengkel. Menyalahkan aku. Kau mungkin memang tidak bersikap terang-terangan. Tapi sikapmu menunjukkan secara tersirat.. bukan salahku jika aku tidak mengerti. Kau sendiri tidak pernah memberiku pengertian. Kau selalu menuntut untuk diberi pengertian. Sudahlah.. aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bukan karena aku takut. Tapi lebih karena aku menghargaimu.

SUDAH CUKUP! AKU MUAK! AKU BOSAN! 
Semua hanyalah omong kosong!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sidney Sheldon’s Mistress Of The Game, Penguasa Berlian.

Beelzebub part 1

Chiffon Cake