ketika burung mulai berhenti berkicau


#nw: In The Shadow-The Rasmus
Sometimes, I feel I going down and so disconnected.. I know that I am haunted to be wanted…
I’ve been watching , I’ve been waiting in the shadow all my time
I’ve been searching, I’ve been leaving, for tomorrows all my time
In the shadow….
They say that I must learn to kill before I can feel save

Twitter.. siapa sih yang gatau twitter jaman sekarang? Semua pasti taulah yaa jejaring sosial yang lagi beken-bekennya, sampe-sampe ngalahin facebook. Bahkan facebook sekarang terdengar usang.. iya kan? Sorry, ini Cuma pemikiran bodoh gw pribadi. Tapi faktanya gitu sih.. kalo ga punya twitter tuh kayak terlempar dari pergaulan. Liat aja, sekarang banyak newbie di twitter..

Pemikiran gw ini muncul setelah gw punya niat untuk vakum twitter selama seminggu, mungkin lebih. Dan gw juga vakum facebook wkwk. Iseng doang sih. Lagi males aja nongol di jejaring sosial. Lagian sayang kuota inet gw nih haha Cuma 1Gb. Mana cukup coba??? Ditambah gw inget tulisannya Indra Herlambang di buku Kicau-Kacau nya halaman 26. “Does twitter really reflect our personalities? Or is it just another mask we put on to face the world? Indra Herlambang (@indraherlambang)”.

Buku yang lumayan bagus sih kalo menurut gw. Bisa jadi bahan intropeksi diri. Dari situ gw jadi mikir, dalam sehari hal yang paling sering kita pegang ialah handphone, iya kan? Dan yang paling sering kita lakukan dengan handphone kita ialah untuk membuka facebook dan twitter. Entah itu untuk sekedar menge-cek notification dan mention, atau untuk apdet status. *gw juga gitu, tapi sejak aktif di twitter, gw jarang buka fb lewat hp wkwk*

Di media jejaring sosial seperti facebook dan twitter, apapun bisa kita bagi ke orang lain. Entah itu masalah pribadi, makanan yang sedang di makan, lokasi sekarang, dan sebagainya. Kita jadi merasa perlu untuk memberitahu semua orang apa yang sedang kita kerjakan, apa yang sedang kita rasakan, apa saja.. *sekali lagi sorry, ini Cuma pemikiran bodoh gw, dan gw juga melakukan hal itu*. Bahkan ada salah satu follower saya yang hanya apdet status lokasi dimana dia berada! Dan setiap beberapa menit sekali lokasinya selalu berubah-rubah! So freak huh?

Di twitter juga kadang saling bersaing jumlah twitt yang sudah dipostingkan. Yaahh.. jumlah twitt saya baru sekitaran 7400an. Dan itu twitt saya selama 1 tahun 9 bulan. Kalah jauh dengan salah satu follower saya yang dalam waktu kurang dari setahun jumlah twitt yang sudah di posting mencapai angka 5000 lebih.. entah apa yang mereka posting di account mereka.. dan twitter dapat menjadi pemicu konflik, entah karena status-status yang di posting, komentar-komentar konyol, dan lain sebagainya yang tidak beretika…

Dan entah kerasukan dedemit darimana, tiba-tiba saja saya punya pemikiran untuk tidak berkicau di twitter selama minimal seminggu. Tiba-tiba saja saya malas untuk bertwitter-ria. Saya mulai membatasi diri untuk tidak terlalu vulgar *hell, saya merasa akhir-akhir ini apa yang saya posting di twitter terlalu vulgar*. Saya mulai membatasi diri akan ucapan saya. Yaah,, bisa dibilang saya mulai membentuk sesuatu yang baru atas diri saya sendiri.. lebih baik terlambat berubah daripada tidak sama sekali kan? Entahlah, saya hanya merasa bahwa dengan berhenti berkicau selama beberapa waktu dapat membantu saya..  ini semua hanya pendapat bodoh saya pribadi. Silahkan kalo mempunyai pendapat lain. Silahkan kalo tidak setuju dengan apa yang saya tulis. Toh ini hanyalah sebuah pemikiran dangkal saya.. 

seperti lirik lagunya The Rasmus, “Sometimes, I feel I going down and so disconnected”.  Itu sebabnya kenapa saya berhenti berkicau..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sidney Sheldon’s Mistress Of The Game, Penguasa Berlian.

Beelzebub part 1

Chiffon Cake