ketika Ibu tak lagi berdoa untuk kita

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 8 September 2011, gw dapet SMS yang isinya langsung bikin gw galau :’(. SMS itu gw dapet dari 3 orang, ortu gw sama budhe gw. Dan itu ternyata SMS berantai yang awal mulanya dari pakdhe gw yang di Lumajang. Demikian isi SMS-nya.

“DI DOA IBUKU, saat ini beliau sudah mulai lupa untuk berdoa buat kita semua, kita sebagai anak cucu dukung dan bawa beliau dalam doa, seandainya Tuhan memanggilnya, beliau berada dalam keadaan sehat dan bahagia dalam pelukanNya, karena saat kami berlibur disana kondisi beliau sangat mengharukan sekali. Juga doakan keluarga yang merawatnya agar sabar penuh kasih sukacita dan berkat yang berlimpah terutama untuk kesehatan Mbak Sri dan suami yang dengan setia merawat beliau, trims Tuhan memberkati.”

                Ada sebuah lagu rohani yang berjudul DI DOA IBUKU. Dan itu lagu yang sanggup bikin gw mewek :’( mengharukan sekali kata-kata dalam lagu tersebut. Anak2 Tuhan pasti tahu lah sama lagu itu. 

DI DOA IBUKU
Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka ku kenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi, ibuku bertelut
Sujud berdoa ku dengar,namaku disebut.
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibu ku dengar, ada namaku di sebut..
Sering ini ku kenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar, namaku disebut..
Sekarang dia telal pergi, ke rumah yang senang
Namun kasihnya padaku selalu ku kenang
Kelak di sana kamipun bersama bertelut
Memuji Tuhan yang dengan
Namaku disebut

                Waktu gw baca sms itu, gw mendadak galau. Gw teringat simbah gw, yang mana menjadi bahan pembicaraan dalam sms di atas. Beliau adalah ibu dari bokap gw. Saat ini, simbah gw keadaannya sudah mulai pikun, maklum udah berumur 91 tahun, besok november 92 tahun. Dan karena gw baru aja kehilangan eyangkung gw, wajar aja gw langsung galau. Gw ngerasa takut untuk kehilangan simbah gw. Gw belum siap. Nyokap gw bilang, keadaan simbah gw sekarang ini persis keadaan eyangkung gw dulu sebelum meninggal. Apa ga makin galau tuh gw??

                Tapi apa yang bisa gw lakukan selain berdoa dan berdoa? Dengan doa, gw memperoleh kekuatan. Dengan doa, beban gw terangkat. Ingat, gw hanyalah manusia biasa dengan segala pengharapan. Yang bisa melakukan hal-hal di luar akal manusiawi hanyalah Bapaku di surga. Bapaku lah yang sanggup melakukan segala perkara. Sebarapa banyak pun keinginan gw, tetap Bapa di surga yang mengambil keputusan. 
     Yaahh mungkin tujuan gw nulis beginian buat saling menguatkan.. keluarga besar gw *kata nyokap gw* udah mengambil keputusan untuk bersiap dengan segala kemungkinan. Bahkan kita diminta untuk bersiap-siap untuk menerima kemungkinan terburuk. Siapa sih yang ingin kehilangan anggota keluarga? Tapi hidup dan mati manusia kan bukan kita yang menentukan. Kita tidak bisa memaksakan kehendak, bukankah Bapa ingin melihat kesungguhan hati anak-anakNYA? Berserah adalah jalan terbaik. Apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik. Tuhan berkati..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sidney Sheldon’s Mistress Of The Game, Penguasa Berlian.

Beelzebub part 1

Chiffon Cake